Produksi Kerajinan
Tanah Liat, Bahan Pendukung
Pembuatan karya kerajinan dapat mengembangkan
apresiasi terhadap karya dan budaya bangsa sehingga kita akan bangga terhadap
keanekaragaman budaya bangsa. Pembuatan karya kerajinan dapat melatih ketekunan
bekerja. Dengan banyak berlatih, kita akan berani unjuk kerja dan unjuk hasil
kerja, akhirnya akan memiliki sikap mental kreatif dan inovatif. Dengan
demikian, akan terbentuk percaya diri, punya keberanian, dan tidak ragu-ragu
untuk bertindak sesuai dengan keyakinan dan perencanaannya, serta mampu berpikir
kritis. Sikap mental demikian itu akan membentuk menjadi sikap mental
produktif, kreatif, dan berani menghadapi risiko.
Pembahasan berikut ini difokuskan pada produk
kerajinan dari tanah liat, dengan pertimbangan bahwa tanah liat mudah didapat
di seluruh wilayah Nusantara. Walaupun demikian, kamu diberi kebebasan untuk
menentukan bahan lain yang sejenis dan mudah didapatkan pada daerah
masing-masing.
Produk karya kerajinan dari tanah liat biasanya
berupa benda keramik. Benda keramik sangat beraneka ragam, baik bentuk, ukuran,
fungsi, hiasan maupun warnanya. Produk-produk keramik merupakan hasil akhir
dari suatu proses pembentukan atau pembuatan karya keramik.
Pada awalnya, produk keramik dibuat dengan tangan
secara langsung sehingga hasilnya berupa benda keramik dengan bentuk yang
terbatas dan sangat sederhana. Namun, kini berbagai teknik pembentukan karya
keramik telah berkembang dengan pesat. Proses pembentukan ini berkembang
sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi, mulai dari proses pengambilan bahan
tanah liat dari alam, pengolahan, pembentukan, pengglasiran dan dekorasi serta
pembakarannya.
Di industri atau pabrik-pabrik keramik saat ini sudah
menggunakan teknologi yang lebih maju dalam proses pembentukannya dengan waktu
yang relatif pendek, namun menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. Proses
pembentukan merupakan proses pembuatan benda keramik. Proses ini membutuhkan
keterampilan tangan mulai dari proses pengulian (melumatkan tanah supaya
homogen dan plastis) hingga penyelesaian akhir (finishing). Pembentukan
benda keramik dapat dilakukan dengan tangan langsung (handbuilt) atau
dengan bantuan alat lain seperti alat putar, jigger-jolley alat
cetak.
Bahan Pendukung Produk Kerajinan Tanah Liat
Bahan yang digunakan untuk pembentukan benda keramik
harus dipersiapkan dengan baik. Hal ini perlu diperhatikan agar dalam proses
selanjutnya tidak mengalami kerusakan. Untuk itu, sebelum melaksanakan
pembentukan benda keramik, perlu penyiapan tanah liat. Penyiapan tanah liat
melalui pengulian (kneading) dan pengirisan (wedging) satu atau
lebih warna tanah sejenis. Tujuannya agar tanah liat tersebut memenuhi
persyaratan pembentukan.
Penyiapan bahan tanah liat dibedakan untuk
pembentukan teknik bebas, pijit, pilin, lempeng, putar (centering,
pilin, dan tatap), dan cetak (tekan dan jigger-jolley) serta slip tanah
liat tuang.
a. Persyaratan Tanah Liat
Tanah liat sebagai bahan untuk membuat benda keramik
harus memenuhi persyaratan ketika proses pembuatan agar tidak mengalami
kesulitan. Persyaratan tersebut di antaranya
seperti berikut:
1) Plastisitas
Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang
harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas
sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah
bentuk atau runtuh.
2) Homogen
Campuran massa tanah liat harus homogen. Artinya,
plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
3) Bebas dari gelembung udara
Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara. Jika
dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara, hal itu dapat menyebabkan
kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak
atau pecah pada waktuproses pengeringan dan pembakaran.
4) Memiliki kemampuan bentuk
Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang
berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada
waktu proses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai.
b. Penyiapan Tanah Liat
Penyiapan tanah liat agar memenuhi persyaratan untuk digunakan
dapat dilakukan sebelum memulai praktik pembentukan benda keramik.
Penyiapan tanah liat tersebut dilakukan dengan cara pengulian dan
pengirisan.
1) Pengulian (kneading)
Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat
keplastisan dan homogenitas merata serta bebas dari gelembung udara. Proses
pengulian dapat dilakukan dengan gerakan spiral.
2) Pengirisan (wedging)
Proses pengirisan tanah liat dilakukan untuk
mencampur satu macam tanah atau lebih yang berbeda warna, jenis, dan
plastisitasnya. Proses pengirisan dilakukan sebagai berikut.
Tanah
dipotong tengah menggunakan kawat pemotong
Tanah dipotong tengah menggunakan kawat
pemotong
Lakukan proses mengiris dan membanting
secara berulang
Irislah
tanah liat. Bila proses ini berjalan bagus maka bagian irisan tampak merata dan
bebas udara
Alat Pendukung Produksi Kerajinan Tanah Liat
Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan karya
keramik dapat dikelompokkan menjadi
alat bantu, alat pokok, dan perlengkapan. Peralatan
tersebut digunakan untuk kelancaran proses pembentukan benda keramik dengan
berbagai teknik: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),
teknik lempeng (slab building), teknik putar (throwing),
dan teknik cetak (mold).
Alat bantu
1) Butsir kawat (wire modelling tools)
Untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk
detail, dan membuat tekstur benda kerja. Ukuran panjang 22 cm, bahan
kawat stainless steel, yang diikatkan pada tangkai kayu (yang
sering dipakai kayu sawo).
2) Butsir kayu (wood modelling tools)
Untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat
dekorasi, merapikan dan
menghaluskan benda kerja. Ukuran panjang 22 cm lebar
3 cm, terbuat dari bahan kayu sawo.
3) Kawat pemotong (wire cutter)
Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan
memotong tanah liat plastis. Ukuran: panjang kawat 40 cm, panjang tangkai 6 cm,
bahan kawatstainless steel.
4) Pisau pemotong (felting knife)
Untuk memotong, mengiris lempengan tanah
liat. Ukuran; panjang total 17 cm, mata pisau 8.5 cm.
5) Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/
steel palletes
Untuk menghaluskan danmembentuk permukaan luar benda
kerja. Ukuran: 10 x 6 cm, tebal 0,4 cm, bahan: kayu, plat stainless,
karet.
6) Spons (sponges)
Untuk menyerap kandungan air, menghaluskan benda
kerja, dan membersihkan handtool, cetakan gips pada waktu
pencucian. Ukuran: diameter 8 cm dan tebal 6 cm, bahan busa.
7) Jarum (needles)
Untuk memotong bibir, menusuk gelembung udara, dan
menggores permukaan benda kerja. Ukuran: panjang total 14 cm, mata jarum 4 cm.
8) Kuas kecil
Untuk mengolesi lumpur tanah pada bagian benda yang
akan disambung, mengolesi larutan pemisah pada model dan cetakan gips.
Alat Pokok
1) Rol kayu
Untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol
kurang lebih 45 cm dan diameter 6 – 8 cm. Kedua sisinya dilengkapi dengan
pegangan kayu yang panjangnya 50 cm dan tebal 0,5 - 0,7 cm dan lebar sekitar 3
cm.
2) Pahat
Untuk meratakan dan membentuk. Bentuk mata pisau
pahat bervariatif sesuai fungsi masing- masing. Ukuran panjang total 23 cm,
panjang pahat 12 cm dan tebal 0,4 cm.
c. Perlengkapan
1) Timbangan
Untuk menimbang bahan tanah liat plastis dan gips
yang dibutuhkan. Kapasitas disesuaikan dengan jumlah bahan yang akan diolah.
Ukuran: kapasitas maksimal 5 kg.
2) Ember
Untuk tempat air pada waktu proses pembentukan benda
kerja. Ukuran: kapasitas 5 liter.
3) Baskom
Untuk tempat pembuatan adonan (massa) gips. Ukuran:
kapasitas 3 liter.
4) Alas pembentukan
Untuk alas pembentukan benda keramik, benda model,
pada waktu proses pembentukan benda. Ukuran: diameter 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
5) Whirler/Banding wheel
Untuk alas pada waktu proses pembuatan benda keramik
dan model. Ukuran: diameter 25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm. Bahan:
alumunium.
6) Papan cetakan
Untuk membuat batas cetakan gips yang berbentuk
kotak. Ukuran: 25 cm x 25 cm, 30
cm x 25 cm, 40 cm x 25 cm dengan tebal 1.5 cm. Bahan:
papan kayu.
7) Linolium bisa juga dengan lembaran seng
Untuk membuat batas cetakan gips yang berbentuk
lingkaran (silindris).
8) Sekop
Untuk mengambil material gips. Bahan dari metal atau
plastik.
9) Gelas ukuran
Untuk mengukur banyaknya air yang digunakan dalam
proses pembuatan massa gips. Ukuran: volume 1 liter.
10) Kertas ampelas waterproof
Untuk menghaluskan model gips dan cetakan gips yang
telah jadi. Ukuran: nomor 400 dan 1000.
11) Mangkok plastis
Untuk tempat air atau slip tanah liat. Ukuran:
diameter 15 cm dan tinggi 9 cm, bahan; plastik.
Proses Produksi Kerajinan Tanah Liat
Secara umum, pembentukan benda keramik dengan teknik
cetak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: membentuk dengan teknik cetak tekan
dan membentuk dengan teknik cetak tuang. Membentuk benda keramik dengan kedua
teknik cetak tersebut dilakukan dengan proses pembuatan model, pembuatan
cetakan dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat plastis maupun
tanah liat tuang (slip).
Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak merupakan
salah satu teknik yang memiliki keunggulan dalam proses produksi yaitu: bentuk
dan ukuran benda keramik sama, dapat diproduksi dalam jumlah banyak/massal, dan
waktu yang relatif lebih cepat. Saat ini banyak pengrajin keramik di Indonesia
yang memproduksi peralatan rumah tangga, barang interior, saniter, alat teknik
dan elektronik banyak menggunakan teknik cetak, baik cetak tekan maupun cetak
tuang yang lebih rumit dan canggih. Teknik ini juga makin berkembang di perajin
keramik dengan bentuk-bentuk yang unik yang akan menarik konsumen.
Gips sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan
harus benar-benar dipilih dengan baik dalam arti gips tersebut memenuhi
persyaratan untuk dibuat cetakan. Persyaratan itu di antaranya adalah butiran
gips halus, apabila dicampur air, cepat hangat dan mengeras serta memiliki daya
serap tinggi (porous) terhadap slip tanah liat. Hal ini dimaksudkan agar
slip tanah liat yang dituang di dalam cetakan gips akan mudah diserap dan
menempel pada cetakan gips secara merata dan membentuk dinding benda keramik.
Dengan demikian, tanah liat akan menyusut dan terlepas dari dinding cetakan
gips sehingga mempermudah melepas benda dari cetakan gips
Perbedaan kualitas gips dapat dilihat dari:
kekerasan bahan gips, perbandingannya dengan air, dan lamanya reaksi dengan
air. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah ketepatan
campuran air dan gips. Apabila dalam campuran adonan gips terlalu banyak air,
hasil cetakan gips menjadi lama mengeras dan lunak. Sebaliknya, kalau terlalu
sedikit air, hasil cetakan gips menjadi lebih cepat mengeras.
Tidak ada komentar:
Write komentar